Pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh sekolah di Indonesia melaksanakan pembelajaran daring untuk mencegah penyebaran virus. Tidak terkecuali pada sekolah kejuruan yang mengandalkan praktik sebagai metode pembelajarannya.
Pada kesempatan kali ini, penulis mewawancarai Kepala Sekolah SMK Negeri Nusawungu, Ibu Sri Windiarti,S.Pd, M.Pd. Lalu bagaimana sekolah mitra Pertamina Lubricants ini menghadapi tantangan belajar daring? Berikut pertanyaan dan jawaban selengkapnya:
Sejak kapan SMK Negeri Nusawungu melaksanakan pembelajaran daring?
Pembelajaran daring dilaksanakan di SMK Negeri Nusawungu, sejak dikeluarkan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meliburkan sekolah untuk menekan penyebaran virus Corona. Instruksi tersebut sebenarnya berlaku sejak Senin, 16 Maret 2020, sampai dua pekan ke depan. Namun kenyataannya kegiatan belajar mengajar dialihkan di rumah secara online, sampai dengan sekarang ini.
Bagaimana update hingga November 2020?
Per 2 November 2020, SMK Negeri Nusawungu ditunjuk untuk menjadi percontohan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), namun SMKN Nusawungu memilih simulasi PTM tersebut untuk dikhususkan pada materi praktik Bengkel di kelas XII, yang sebentar lagi akan melaksanakan Uji Kompetensi.
Jumlah siswa yang masuk simulasi PTM ini belum secara keseluruhan dan dilaksanakan bertahap. Setiap tahap hanya maksimal 108 siswa dan 2 jam, menjaga ketat protokol kesehatan. Kemudian dibuat SOP lengkap untuk setiap kegiatan. Kami dipantau oleh tim Gugus Penanganan Covid baik dari desa, kecamatan, bupati, maupun Gubernur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Jawa Tengah.
Aplikasi apa saja yang dioptimalkan sekolah untuk belajar daring?
WhatsApp, Google Classroom dan Edmodo. Aplikasi tersebut digunakan karena sudah familiar bagi guru maupun murid, dan sudah digunakan oleh beberapa guru untuk mendukung pembelajaran, sebelum ada ada kebijakan pembelajaran daring.
Bisa diceritakan kendala di awal dan bagaimana sekolah beradaptasi?
Pada awalnya kita menggunakan aplikasi seadanya yang baru dikuasai oleh bapak/ibu guru. Namun menjelang tahun pelajaran baru, sekolah memfasilitasi untuk semua bapak dan ibu guru maupun karyawan mengikuti IHT (in house training) dalam rangka peningkatan kompetensi di bidang TI, oleh teman sejawat. Terdapat guru muda yang sudah mengenal/familiar dengan pembelajaran melalui TI ke bapak/ibu guru yang masih kurang/belum begitu menguasai. Dimulai dari pembuatan akun, sampai masuk ke dalam aplikasi.
Di situasi ini kami membutuhkan motivasi lebih, maka sekolah mengundang Motivator dari “The Winner Institute “. Kami menerima materi “ Pendidikan Karakter dan Menyongsong Pembelajaran Abad 21”. Berikutnya kami melaksanakan kegiatan di outdoor untuk mempererat rasa kekeluargaan, kebersamaan dan membangun komitmen dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai abdi negara di bidang pendidikan.
Kemudian sekolah melaksanakan IHT kembali dengan mengundang narasumber dari Dosen AMIKOM Purwokerto, dengan maksud semua warga sekolah menyadari penting untuk melakukan perubahan di masa pandemi Covid-19. Kita semua harus bisa menyesuaikan perkembangan yang ada. Karena Pendidikan melalui pembelajaran di sekolah masih terus harus dilaksanakan meskipun dengan sistem Daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Simak cerita selengkapnya di SMK Negeri Nusawungu Menjawab Tantangan Belajar Daring (Bagian 2).
(PU)