Sobat Enduro, bagi sobat yang akrab dengan bidang otomotif, pasti senang melakukan kegiatan maupun bereksperimen di bengkel. Jangan lupa, area bengkel memiliki potensi bahaya, oleh karena itu pemahaman tentang keselamatan kerja menjadi penting.
Puji Santoso, tim HSSE (Health, Safety, Security & Environment) Pertamina Lubricants berbagi mengenai safety di bengkel yang harus Sobat Enduro ketahui. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keselamatan di bengkel yaitu bahaya disebabkan oleh person (manusia) dan lingkungan.
Bahaya yang disebabkan oleh faktor person diantaranya yaitu human error misalnya kelelahan. Tuntutan target penghasilan kerap menyebabkan lalai akan keselamatan. Sedangkan pada faktor lingkungan, di bengkel ada beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adanya benda berputar, kelistrikan, serta bahan bakar.
Kedua faktor tersebut akan timbul potensi bahaya yang lebih besar. Contohnya, pada saat mekanik mengencangkan rantai motor, bisa saja terjadi kejadian tangan terluka. Peluang bahaya dari lingkungan yaitu karena perputaran rantai dan peluang bahaya dari manusia bisa saja kelelahan.
Bahaya sering terjadi di awal dan di akhir kegiatan di bengkel. Ketika bahaya terjadi di awal biasanya dikarenakan oleh mekanik yang masih awam dengan apa yang dia lakukan. Misalnya, mekanik yang terbiasa memperbaiki motor 4 tak, untuk pertama kali akan memperbaiki motor matic. Sedangkan bahaya terjadi di akhir bisa terjadi karena adanya kecenderungan mengabaikan potensi bahaya. Misalnya, mekanik melupakan sesuatu seperti tidak menggunakan sarung tangan.
Kejadian-kejadian tersebut dapat mengakibatkan kecelakaan yang mungkin terjadi di bengkel diantaranya adanya benda flammable yang mengakibatkan benda terbakar, benda berputar yang mengakibatkan terjepit, adanya kelistrikan yang mengakibatkan kontak pendek arus listrik, serta insiden kecil seperti safe zone tidak aman yang mengakibatkan misalnya tertimpa motor.
Melihat potensi tersebut, maka kita akan kenal hirarki pengendalian bahaya ada lima, yakni eliminasi, substitusi, engineering, administrasi dan APD (Alat Pelindung Diri). APD bukanlah hal utama dalam hirarki pengendalian bahaya, karena sesungguhnya hal utama yang dilakukan adalah menghilangkan potensi berbahaya agar tidak ada potensi bahaya itu lagi, atau eliminasi.
Contohnya, sobat Enduro melihat benda berputar di bengkel, maka kita bisa menghilangkan energi yang membuat benda itu berputar. Namun, jika hal itu tidak bisa dilakukan maka bisa digantikan atau substitusi. Alat Pelindung Diri menjadi penangkal suatu kejadian berbahaya. Meskipun sudah melakukan proses eliminasi, menggunakan APD merupakan suatu kewajiban di bengkel karena kita tidak tahu kapan saja bahaya tersebut dapat muncul.
Nah Sobat Enduro, setelah menyimak penjelasan tim HSSE Pertamina Lubricants, maka mulai sekarang mari kita budayakan keselamatan kerja.
(PU)