Bagi Devina Pegi Melati, seni dan desain merupakan bidang yang sangat menyenangkan. Setelah lulus dari SMKN 3 Purwokerto Jurusan Tata Busana, Devina melanjutkan pendidikan di D3 Jurusan Seni Rupa Jurusan Design Batik dan Fashion di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Ia melihat seni embroidery atau bordir dan sulam menjadi suatu hal yang menarik dan memiliki banyak peminat. Sobat Enduro ingin tahu cerita selengkapnya? Yuk kita tengok hasil wawancara berikut ini:
Memanfaatkan keadaan pandemi
Devina menjelaskan bahwa ia memulai bisnisnya untuk mengisi waktu luang di Juni 2020 di tengah pandemi Covid-19. “Dengan keadaan yang sangat terbatas dari waktu dan ruang untuk produktif di luar rumah, maka dengan passion yang ada muncul ide membuat embroidery (sulam benang) yang awalnya hanya untuk mengisi kejenuhan di dalam rumah” ungkapnya.
Embroidery merupakan teknik sulam benang yang biasanya diaplikasikan ke dalam baju dan taplak meja diubah Ren.jana Art menjadi produk yang lebih inovatif dan kekinian, serta dapat memesan sesuai keinginan pelanggan.
“Ren.jana Art mencoba upgrade lagi sebuah seni sulam benang dengan desain yang lebih kekinian atau lebih estetik kalau tren jaman sekarang. Produk yang saya buat adalah Wall art, karena di masa pandemi ini banyak meluangkan waktunya di rumah maka dengan keadaan ini banyak sekali orang yang mencoba menata lagi ruangan dengan lebih indah dan mengurangi rasa bosan. Saya mencoba memperkenalkan produk ini di kota Purwokerto yang menurut sepengetahuan saya belum ada yang tahu tentang produk pajangan ini.” ungkap Deviana.
Keinginan mempunyai usaha art product sejak dulu
Passion dan keinginan menjadi kunci dalam bisnis yang dijalankan Devina. Ia mengakui bahwa jurusan yang diambil saat kuliah menjadi salah satu alasannya. “Saya kuliah di jurusan seni rupa, menurut saya pekerjaan apapun harus didasari dengan cinta didalamnya, maka dari itu butuh proses untuk menemukannya. Sesuai dengan passion, saya akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis Art Product yang tak lupa peran dalam ilmu sulam benang yang didapat pada masa sekolah yang berjurusan Tata Busana. Saya mencoba menggabungkan ide-ide seni dengan media benang. Meskipun untuk menjalani bidang jahit menjahit atau fashion saya berpikir adalah jauh dari cita-cita saya sebelumnya, namun ternyata dapat diambil keuntungan dari sebuah kekeliruan yang kita jalani dengan ikhlas akan berbuah hasil pada akhirnya.” jelas Devina.
Membuat nyaman customer itu sangat penting
Devina mengakui mengenalkan produk yang belum familiar di masyarakat, terutama Purwokerto menjadi tantangan tersendiri untuknya. Membuat konsumen menjadi nyaman adalah kunci dalam usahanya. Pemasaran melalui media sosial seperti Instagram dan Tiktok pun ia lakukan.
“Banyak orang yang belum tahu cara untuk menikmati sebuah keindahan seni, perlu diketahui seni adalah healing bagi orang yang bisa menikmatinya. Menjadikan seni sebuah bisnis adalah kesulitan saat bertemu dengan customer yang belum paham mengenai nilai seni itu sendiri, art product memang mempunyai price yang lebih tinggi apalagi produk tersebut dibuat dengan tangan (manual) tapi perlu dipahami sebuah nilai yang mahal tentu saja pada idenya.” tambah Devina.
Lakukan apapun dengan cinta
Tidak lupa Devina memberi saran kepada Sobat Enduro untuk memulai berwirausaha “Jangan pernah takut untuk mencoba, terus eksplor diri saat kita belum menemukan jalannya. Juga lakukan apapun dengan cinta, konsisten dalam menjalani usaha karena semakin kita dorong energi di dalamnya maka semakin besar juga hasilnya.” ungkap Devina.
Bagaimana? Apakah Sobat Enduro ingin mengikuti jejak Devina?
No. Hp: 081568372921
Instagram: @Ren.janaart
Tiktok: @Ren.janaart
(PU)