Sepeda motor baru yang diproduksi oleh pabrikan saat ini sering menggunakan starter elektrik, pemilik hanya perlu menekan tombol untuk menghidupkan sepeda motor tanpa harus menggunakan starter. Namun tidak jarang pemilik kendaraan mengeluhkan mesin tidak bisa dihidupkan meski tombol start sudah ditekan berkali-kali.
Ketika situasi ini terjadi, biasanya pemilik mobil langsung menebak bahwa ada masalah dengan baterai atau bagian tertentu dari baterai. Sebenarnya ada beberapa alasan kenapa starter elektrik sulit untuk menghidupkan mesin.
Komponen lain yang dapat membuat mesin sulit dihidupkan adalah busi yang lemah. Busi yang aus lebih sulit untuk dinyalakan. Jadi jika ujung busi (elektroda) sudah aus dan kotor, pasti busi juga lemah.
Busi merupakan bagian yang sangat penting untuk mobil. Ukurannya memang cukup kecil, namun perannya sangat penting dalam setiap mesin pembakaran. Busi berfungsi untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Busi juga melakukan pekerjaan mengalirkan panas keluar dari ruang bakar dan menutup lubang di kepala silinder agar gas hasil pembakaran tidak bocor.
Secara umum, lima faktor yang mempengaruhi busi, yaitu rasio udara/bahan bakar, rasio kompresi, pengaturan waktu pengapian bahan bakar, dan kekencangan busi. Sama seperti bagian mesin lainnya, busi memiliki umur.
Dikutip dari otoasia.com busi yang seharusnya digunakan kendaraan pada umumnya adalah busi standar yang dianjurkan untuk kendaraan. Kalau memakai busi dari yang tidak dianjurkan pabrikan, bisa merusak Accu.
Busi racing pun tidak dianjurkan untuk pemakaian harian, kecuali digunakan untuk balap. Karena busi racing adalah tipe busi dingin. Busi racing akan cocok untuk pemakaian kondisi balap yang tingkat kompresi dan rpm tinggi terus menerus.
Busi racing tidak akan memberi pengaruh akselerasi atau kecepatan untuk kendaraan dalam kondisi standar. Sebaliknya bila pemakaian busi yang terlalu panas, akan terjadi pengapian dini. Jika suhu di ruang bakar terlalu tinggi, benda apapun di dalam dapat menyala sebelum busi mengeluarkan percikan api.
Busi yang tidak dipasang dengan benar dapat menyebabkan sistem pendingin air tersumbat, menyebabkan suhu mesin dan busi naik lebih cepat karena distribusi panas mesin yang tidak efisien. Bahan bakar yang kami gunakan juga mengandung timbal, yang juga dapat mengembang. Konduktor dari residu yang terbakar biasanya dipasang pada ujung isolator.
Saat suhu ruang mesin terus meningkat, titik timah meleleh dan melapisi ujung insulasi, menciptakan jalan pintas konduktif. Busi telah terkontaminasi timbal, sehingga kekuatan isolasi menurun dengan cepat ketika kecepatan kendaraan meningkat. Akibatnya, ini dikenal sebagai busi yang rusak.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak memperhatikan benda kecil yang berhubungan dengan Busi?
Mesin Sulit Dihidupkan
Hal ini terjadi karena busi tidak menghasilkan cukup bunga api di ruang bakar, sehingga membuat mesin sulit untuk dihidupkan.
Performa mesin tidak sempurna
Dengan pembakaran yang tidak sempurna, drag yang dihasilkan oleh mesin juga berkurang. Karena celah busi yang dihasilkan dari elektroda busi memanjang dan tidak mencapai maksimal.
Boros
Mengembalikan karena pengapian yang kurang sempurna pada akhirnya mempengaruhi keluaran bahan bakar mesin.
Kerusakan Menular
Kerusakan bisa menjalar ke aki, aki yang menyebabkan busi bila menggunakan starter listrik.
Untuk itu Ganti busi secara berkala setiap 6.000 km untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan lupa untuk memeriksa busi setiap 20.000 3.000 km dan bersihkan busi motor agar kotoran dari proses pembakaran tidak mempengaruhi penyalaan mesin di kemudian hari. Atau jika tidak mengerti mesinnya, bisa memeriksa busi saat menservis sepeda motor dan/atau mengganti oli di bengkel.
(PU)